Jumat, 04 Maret 2011

Smart Textile

“Tekstil”
Mendengar kata itu pasti kebanyakan orang langsung terasosiasi pada kain dan baju. Tak dapat dipungkiri, tak jauh dari itulah pemikiran sebagian orang bila ditanya tentang tekstil. Padahal secara definisi, tidak pernah ada makna literal “baju” dari kata tekstil. Maka ada baiknya kita meninjau sebentar pengertiannya secara utuh. Kata ‘tekstil’  berasal dari kata latin “texere” yang berarti “menenun” yang lalu mengalami pergeseran makna dalam pemakaiannya menjadi ”apapun yang ditenun”, dan selanjutnya meliputi pula rajutan (knit), kempa (felt), dan nonwoven. Dengan demikian, menjadi lebih jelas bahwa tekstil pada prinsipnya adalah sebentuk bahan (material).
Smart Textile
Deguillemont memberikan definisi smart textile sebagai bahan tekstil yang mampu memberikan respon sesuai permintaan terhadap berbagai kondisi lingkungan panas, kimia, biologi, elektromagnetik, listrik statis dan lainnya.
Sedangkan menurut Singh, smart textile adalah tekstil yang mampu merasakan dan merespon terhadap kondisi atau rangsangan lingkungan dari mekanik, kimia, listrik, dan medan magnet. Dari definisi tersebut maka struktur smart textile terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
o   Bahan tekstil dengan sifat khusus (high performance and high function)
o   Micro Electronic system (fiber optic, conductive fiber, sensor, actuator dan kontrol)
Dilihat dari struktur dan sifat bahan smart textile, pengembangan produk smart textile dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan proses, baik secara mekanik, kimia, elektronik, ataupun dengan menggabungkan dua atau ketiganya sekaligus (kolaborasi).
Proses ‘kolaborasi’ itu dilangsungkan ketika proses:
o   Pembuatan serat (polimerisasi)
o   Pembuatan benang (pemintalan)
o   Pembuatan kain (pertenunan)
o   Proses penyempurnaan (finishing) hingga pada saat proses penjahitan
Pada saat proses tersebut diberikan senyawa-senyawa khusus dan berbagai peralatan elektronik (serat optic, sensor, actuator,komunikasi, prosesor) sehingga bahan tekstil memiliki sifat-sifat khusus dan mampu bereaksi dengan lingkungan sesuai kondisi yang diharapkan.
Perkembangan teknologi serat tekstil saat ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan iptek secara global. Widodo, seorang alumni kimia tekstil 1991 dari STT Tekstil mengungkapkan rekayasa sifat serat dan integrasi berbagai senyawa kimia dan elektronik ke dalam bahan tekstil dipengaruhi oleh kemajuan di bidang nanoteknologi.
Apa itu Nanoteknologi?
Nanoteknologi adalah teknologi yang bekerja pada skala nano, yaitu skala atom dan molekul. Secara konsep, nanoteknologi didefinisikan sebagai teknologi yang memungkinkan kendali structural tiga dimensi secara penuh atas bahan, proses dan alat (devices) pada skala atom. Artinya, teknologi ini memungkinkan orang untuk membuat suatu produk dengan sifat apapun yang diinginkan melalui pengaturan struktur bahan pada skala atom.
Dengan perkembangan nanoteknologi memungkinkan berbagai peralatan canggih dibuat menjadi lebih kecil, lebih lembut, lebih kuat, lebih elastic dan memiliki berbagai sifat khusus baik mekanik maupun kimiawi untuk digunakan di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu trend penelitian ke depan diprediksikan akan mengarah pada pemanfaatan nanoteknologi di berbagai bidang ilmu.
Ternyata belum sampai disitu kehebatan nanoteknologi ini, digunakan juga untuk merekayasa sifat serat tekstil agar memiliki kemampuan dan nilai fungsi yang tinggi. Beberapa pusat penelitian di berbagai Negara saat ini terus mengembangkan material tekstil dengan kemampuan luar biasa. Bahan-bahan yang terdiri dari lapisan konduktor, benang konduktor, serat konduktor, sensor, fungsi elektronik pada polimer tekstil dan serat/polimer diintegrasikan pada bahan tekstil melalui proses tersebut. Seperti pada Prototiping smartcloth yang dikembangkan di Georgia Institute memperlihatkan bagaimana serat optik, sensor, trancevier, dan microphone dianyam pada sebuah model baju untuk memonitor tubuh penggunanya dan memberikan data melalui jaringan nirkabel pada sebuah peralatan monitor.
Beberapa produk smart textile yang telah dikembangkan di berbagai Negara:
o   Intelligent knee-sleeve
Intelligent Polymer Research Institute dan Biomedical Science di Universitas Wollongong bekerjasama dengan CSIRO Textiles and Fibre Technology (masing-masing adalah lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian terkemuka di Australia) telah mengembangkan suatu pembungkus lutut yang biasa dikenakan para atlet dengan fungsi dan kemampuan khusus sebagai alat berlatih untuk melakukan gerakan-gerakan yang aman, efisien dan efektif. Pembungkus tersebut dilapisi dengan bahan polimer konduktif dan dilengkapi serangkaian sensor yang dapat mendeteksi perubahan bentuknya. Pembungkus akan mengeluarkan bunyi bila tekukan lutut ada pada posisi terbalik.
o   Jaket yang berhubungan dengan telepon seluler, remote control televisi yang “dijahitkan” pada lengan kursi, atau saklar lampu penerangan rumah yang ditanamkan pada kain tirai atau karpet.
Merupakan produk dari SOFTswitch, perusahaan dari Inggris, kegiatannya pada pengembangan kain dengan teknologi peka sentuhan dan interaktif. Dengan memanfaatkan nanoteknologi suatu bahan tekstil dimungkinkan untuk berfungsi sebagai antarmuka pengendali berbagai macam pengendali elektronik menggantikan tombol-tombol atau saklar yang biasa kita kenal, keypads, dan keyboards.
o   Interactive Jacket
Sebuah produk jaket yang diintegrasikan dengan peralatan komunikasi dan GPS (Global Positioning System). Dengan menggunakan jaket ini maka pemakai dapat mendengarkan music MP3, melakukan komunikasi, dan diketahui lokasi keberadaannya.
o   Pakaian kesehatan (Intelligent biomedical cloth/ Health monitoring cloth), pakaian elektronik (entertainment/ electronic cloth), pakaian militer, pakaian keselamatan (safety cloth), dan wearable computer.
Pakaian ini dapat digunakan untuk mengukur dan memonitor detak jantung, pernafasan, aliran darah, suhu badan selama 24 jam penuh selama di pakai.







Sumber dan editor awal: kitflas4h, bulletin HIMAKIT (Himpunan Mahasiswa Kimia Tekstil) STT Tekstil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar